Jakarta, SAWIT INDONESIA – Pangan menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang memiliki implikasi strategis dan upaya pemenuhan kebutuhan pangan terus menjadi preferensi utama Pemerintah dalam merumuskan kebijakan ketahanan pangan terkait ketersediaan dan keterjangkauan harga bagi seluruh lapisan masyarakat. Salah satu komoditas yang didorong dalam upaya menjaga ketahanan pangan tersebut yakni komoditas jagung dan padi gogo.
Sebagaimana disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto, bahwa Masalah pangan adalah masalah kedaulatan. Masalah pangan adalah masalah kemerdekaan. Masalah pangan adalah masalah survival kita sebagai bangsa. Jika kita ingin menjadi negara maju, pangan harus aman dulu.
Penekanan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina DPP APKASINDO Jend TNI (Pur) Dr. Moeldoko, M.Si, Ketika Ketua Umum DPP APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia), Dr. Gulat ME Manurung dan Sekjend Dr. Rino Afrino didampingi Pelaksana Harian Ketua Dewan Pembina, Mayjen TNI (Pur) Erro Kusnara, S.IP, melaporkan rencana Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
“Saya titip pesan kepada Ketum dan Sekjen agar semua petani sawit yang tersebar di 25 Provinsi APKASINDO, mendukung kebijakan strategis Presiden Prabowo untuk ketahanan pangan. Keamanan pangan dalam negeri adalah sangat urgen dan vital. Untuk itu saya sebagai Ketua Dewan Pembina DPP APKASINDO menghimbau supaya petani sawit berperan untuk sukseskan program ketahanan pangan tersebut, bisa dengan tumpang sari sawit dengan jagung atau padi gogo,” ujar Moeldoko.
Dr. Moeldoko menjelaskan bahwa Apkasindo sudah berhasil melewati berbagai kendala sebelumnya dan saya pikir akan ada banyak kendala serta tantangan kedepannya. Namun dengan organisasi yang kuat dan petani sawit kompak, tantangan kedepannya pasti bisa dilalui.
“Terkait tumpangsari jagung atau padi gogo dengan sawit terkhusus sawit PSR yang masih pada periode TBM (tanaman belum menghasilkan), ini bukan tantangan, tapi adalah peluang bagi petani sawit untuk menambah pemasukan rumah tangga selama sawit nya belum masa produktif,” tutur Dr. Moeldoko dikediamannya di Jakarta.
Atas arahan dari Ketua Dewan Pembina dan Pelaksana Harian Ketua Dewan Pembina DPP APKASINDO, Dr. Gulat ME Manurung sekaligus melaporkan bahwa beberapa provinsi APKASINDO sudah melaksanakan penanaman jagung dan padi dikebun sawit terkhusus petani sawit peserta PSR.
“Di Sumatera Selatan, Banten, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Lampung, Jambi, Aceh, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Papua dan Papua Barat sudah terlaksana penanaman jagung maupun padi, semua itu berkat koordinasi dengan Kementerian Pertanian, Polri dan TNI,” ujar Gulat.
Pada saat Rakernas yang direncanakan akan dilaksanakan di Auditorium Gedung Perpustakaan Nasional tanggal 17-19 Maret 2025, juga akan membahas peran strategis perkebunan sawit rakyat untuk ketahanan pangan, lanjut Gulat.
“Intinya kami Petani sawit sangat komit dan mendukung program ketahanan pangan tersebut sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo, Menteri Pertanian dan Ketua Dewan Pembina Dr. Moeldoko dan sudah berjalan secara progresif,” ujar Gulat.
Bagi rekan-rekan Ketua DPW APKASINDO di 25 Provinsi, untuk selalu berkoordinasi ke Direktorat Jenderal Perkebunan, Polda dan Korem daerah masing-masing supaya dukungan petani sawit untuk tumpangsari jagung sawit dan padi gogo sawit bisa terintegrasi secara kolaboratif, kata Gulat usai pertemuan tertutup dengan Dewan Pembina DPP APKASINDO.
Ketika media bertanya mengenai tanggapan APKASINDO terkait Satgas PKH, Gulat memgatakan akan dibahas saat Rakernas nanti.
“Panitia Rakernas akan mengundang Menteri BAPPENAS terkait RPJMN 2025-2029 yang sudah memasukkan sawit dalam RPJMN, juga mengundang Ketua Satgas PKH Sawit dan tentunya Bapak Menteri Pertahanan RI. Petani sawit dari 25 Provinsi akan mendengar langsung nanti arahannya dan harapan besar kita semua pembicara utama bisa hadir menyapa petani sawit dari Aceh sampai Papua,” pungkas Gulat saat akan meninggalkan tempat pertemuan.
Leave a Reply