Jakarta, SAWIT INDONESIA – Presiden Prabowo Subianto baru saja mengadakan pertemuan dengan kalangan pengusaha untuk membahas perkembangan ekonomi nasional serta program-program utama yang tengah dijalankan oleh pemerintah seperti Danantara di Jakarta, pada Kamis dan Jumat (6 dan 7 Maret 2025).
Merujuk data keterangan dari Protokol Kepresidenan, ada 11 pengusaha yang akan bertemu Presiden Prabowo antara lain Anthony Salim, Sugianto Kusuma atau Aguan, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky O. Widjaja, Dato Sri Tahir, James Riady, Tomy Winata, Chairul Tanjung, Andi Syamsuddin Arsyad atau H. Isam, dan Hilmi Panigoro.
Dari 11 nama tersebut, terdapat 2 pengusaha sawit yang ikut bertemu Presiden yaitu Anthony Salim dan Franky Widjaja. Lalu seberapa besar bisnis sawit yang dimiliki kedua pengusaha berpengaruh ini?
1. Anthony Salim
Di sektor sawit, Anthony Salim memiliki dua perusahaan besar yang terdaftar di bursa Indonesia yaitu PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.
PT Salim Ivomas Pratama Tbk membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,55 triliun pada 2024, tumbuh 110% daripada tahun 2023 (year on year/yoy) Rp 736,42 miliar.
Emiten berkode SIMP ini memiliki lini usaha terintegrasi secara vertikal di Indonesia dari hulu sampai hilir sawit.
Produsen minyak goreng Bimoli dan margarin Palmia ini mengelola fasilitas penyulingan CPO dengan total kapasitas penyulingan CPO sebesar 1,7 juta ton per tahun. Fasilitas penyulingan berada di lokasi strategis antara lain Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Selain itu, terdapat PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang mengelola lahan tertanam seluas 111.367 ha dan 12 pabrik sawit.
Pendapatan emiten berkode LSIP ini tumbuh 9% yoy menjadi Rp4,56 triliun yang ditopang kenaikan harga jual rata-rata produk sawit yang sebagian diimbangi oleh penurunan volume penjualan.
Laba bruto naik 73% yoy menjadi Rp1,99 triliun, laba usaha naik 104% yoy menjadi Rp1,55 triliun dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 94% yoy menjadi Rp1,48 triliun.
Di Singapura, Anthony Salim memiliki Indofood Agri Resources Ltd yang di tahun 2024 mencetak pendapatan pendapatan menjadi Rp15,96 triliun. Kontribusi pendapatan 2024 ditopang segmen edible oil and fats sebesar Rp12,3 triliun dan segmen perkebunan Rp11,9 triliun.
2. Franky Oesman Widjaja
Franky Oesman Widjaja sukses memperkuat bisnis Sinar Mas Agribusiness and Food sebagai grup usaha terkemuka di bidang agribisnis dan pangan yang berbasis sawit.
Putra dari Eka Tjipta Widjaja, Pendiri Grup Sinar Mas ini lahir di Makasar dan menyelesaikan kuliah di Universitas Aoyama Gakuin Jepang. Saat ini, Dewan Pembina GAPKI ini juga memegang posisi penting di anak usaha Sinar Mas antara lain Chairman and Chief Executive Officer Golden Agri Resources Ltd dan Komisaris Utama PT Sinar Mas Agro Resources and Techonology Tbk.
Di dalam negeri, PT Sinar Mas Agro Resources and Techonology Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan 18% sepanjang 2024 menjadi Rp 78,8 triliun. Kontributor utama pendapatan emiten berkode SMAR ini dari penjualan produk rafinasi seperti minyak goreng sebesar Rp 42 triliun. Disusul dari segmen biodiesel sebesar Rp 17,6 triliun.
Emiten berkode SMAR ini mengoperasikan 16 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas terpasang tahunan sebesar 4,35 juta ton. Selain itu, perusahaan juga mengoperasikan pabrik rafinasi dengan kapasitas tahunan hampir 2,9 juta ton dan pabrik pengolahan inti sawit yang berkapasitas 819 ribu ton per tahun, dan pabrik biodiesel berkapasitas 1,05 juta ton di Indonesia.
Sedangkan di Bursa Singapura, Golden Agri Resources Ltd membukukan kenaikan pendapatan 12% menjadi US$10,91 miliar sepanjang 2024 dibandingkan tahun 2023 berjumlah US$9,7 miliar.
Leave a Reply